
MEMATANGKAN RENCANA PROGRAM PENANGANAN KUMUH SKALA KAWASAN, BAPPPEDA LAKUKAN KOORDINASI LINTAS SEKTOR
Penataan kota terus dilakukan oleh Wali Kota Madiun. Rencana sasaran selanjutnya adalah Jalan Yos Sudarso yang menjadi pintu gerbang paling strategis memasuki Kota Pecel ini.
Kawasan ini dibranding sebagai Kota Lama sangat beralasan karena terdapat Pabrik Gula Rejo Agung Baru yang merupakan pabrik gula tertua di Indonesia. Selain pabrik yang berdiri sejak tahun 1894, di sepanjang jalan ini terdapat banyak bangunan jaman kolonial berdiri kokoh.
Nantinya, dalam Program Penanganan Kumuh Skala Kawasan, jalan ini akan disulap menjadi seperti Jalan Pahlwan, dengan pedestrian yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki. Ini tentunya diharapkan akan memecah keramaian Kota Madiun dan pemerataan pertumbuhan ekonomi di semua wilayah.
Salah satu kriteria dari penanganan kumuh adalah drainase lingkungan, sehingga program ini juga akan menata drainase yang ada di calon lokasi. Saat ini, masalah drainase sering dikeluhkan warga karena kurang lancar. Hal ini dikarenakan penyumbatan oleh kerusakan saluran, sedimentasi dan perakaran pohon peneguh. Di harapkan program ini menjadi solusi masalah drainase di daerah ini.
Selain itu, saat audiensi dan survei lokasi dengan pihak managemen pada Kamis (7/3), disampaikan juga agar ada upaya dari pihak direksi untuk membantu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, yakni dengan memunculkan destinasi wisata edukasi, ekonomi kreatif dan homestay di area pabrik. Jika hal ini bisa berjalan secara pararel, niscaya akan menjadi jujugan wisata baru di Kota Madiun. (*ikesda)
Kawasan ini dibranding sebagai Kota Lama sangat beralasan karena terdapat Pabrik Gula Rejo Agung Baru yang merupakan pabrik gula tertua di Indonesia. Selain pabrik yang berdiri sejak tahun 1894, di sepanjang jalan ini terdapat banyak bangunan jaman kolonial berdiri kokoh.
Nantinya, dalam Program Penanganan Kumuh Skala Kawasan, jalan ini akan disulap menjadi seperti Jalan Pahlwan, dengan pedestrian yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki. Ini tentunya diharapkan akan memecah keramaian Kota Madiun dan pemerataan pertumbuhan ekonomi di semua wilayah.
Salah satu kriteria dari penanganan kumuh adalah drainase lingkungan, sehingga program ini juga akan menata drainase yang ada di calon lokasi. Saat ini, masalah drainase sering dikeluhkan warga karena kurang lancar. Hal ini dikarenakan penyumbatan oleh kerusakan saluran, sedimentasi dan perakaran pohon peneguh. Di harapkan program ini menjadi solusi masalah drainase di daerah ini.
Selain itu, saat audiensi dan survei lokasi dengan pihak managemen pada Kamis (7/3), disampaikan juga agar ada upaya dari pihak direksi untuk membantu dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, yakni dengan memunculkan destinasi wisata edukasi, ekonomi kreatif dan homestay di area pabrik. Jika hal ini bisa berjalan secara pararel, niscaya akan menjadi jujugan wisata baru di Kota Madiun. (*ikesda)