
PENANGGULANGAN KAWASAN KUMUH DUKUNG PROGRAM WISATA BERKELANJUTAN
Wali Kota Madiun memiliki pola pembangunan multi fungsi, multiplier effect dan berkelanjutan. Hal ini diterapkan dalam seluruh sendi pembangunan, termasuk program penanggulangan kumuh. Dalam progam penanggulangan kumuh yang diusulkan untuk didanai oleh APBD Provinsi Jawa Timur, Kota Madiun mengajukan 2 kawasan yakni kawasan kelurahan Manguharjo dan kawasan proliman yang berada dalam wilayah Kelurahan Madiun Lor, Oro-oro Ombo, dan Sukosari.
Kedua kawasan ini diajukan berdasarkan karakter tematisnya. Untuk Kelurahan Manguharjo, kawasan yang diusulkan berada di Jl. Raden Wijaya mengusung tematis kampung kuliner mie dan nasi goreng. Sedangkan kawasan proliman mengusung tematis kampung jengki mengingat banyak sekali bangunan di kawasan tersebut yang memiliki gaya arsitektural jengki.
Gaya arsitektural jengki adalah salah satu gaya arsitektur yang berkembang di Indonesia pada akhir 1950-an hingga 1960-an. Gaya ini mencerminkan semangat kemerdekaan dan modernitas setelah Indonesia lepas dari penjajahan Belanda. Nama jengki sendiri diyakini berasal dari kata "Yankee," merujuk pada pengaruh arsitektur Amerika yang masuk ke Indonesia pada masa itu.
Diharapkan, setelah mendapatkan intervensi dari pemerintah, kawasan-kawasan ini dapat menjadi destinasi pariwisata perkotaan yang secara langsung menjadi potensi pendapatan bagi UMKM dan pelaku ekonomi kreatif di Kota Madiun. (*ikesda)